Bagikandakwah – Mungkin Hanya di Madura, Kajian Kitab Kuning
Masuk Program Dinas pendidikan.
Kajian keagamaan yang masuk ke dalam program kedinasan amat
langka. Termasuk di Pulau Madura. Namun, ada satu instansi di Kabupaten Pamekasan
yang memprogramkan pengajian kitab kuning tiap minggunya. Yaitu, Dinas
Perpustakaan Kabupaten Pamekasan.
Program tersebut sejauh ini menjadi perhatian publik.
Utamanya yang bersentuhan langsung dengan dunia perpustakaan.
Mereka yang menjadi karyawan dan anggota Dinas Perpustakaan
Kabupaten Pamekasan tidak menyia-nyiakan momentum langka pengajian kitab kuning
di suatu instansi pemerintahan.
Selama ini, antara pengajian kitab kuning dengan
perpustakaan umum milik pemerintah seperti halnya minyak dan air. Keduanya
sulit dileburkan. Bahkan, terbilang mustahil.
Sebab, pengelolaan perpustakaan umum kerap kali mengabaikan
keberadaan kitab-kitab klasik. Kendati pengelola perpustakaan menyediakan kitab
kuning, tapi hampir tidak tersentuh sama sekali dalam format pengajian.
Alih-alih melibatkan karyawan perpustakaan dalam pengajian
kitab kuning, pengunjung yang kemudian menghampiri rak kitab kuning terbilang
jarang.
Perpustakaan adalah pusat keilmuan. Selama ini, fenomenanya
perpustakaan pemerintah hanya mengelola perpustakaan yang berbasis umum.
Sementara perpustakaan yang berbasis pendidikan Islam, sulit
sekali dijumpai. Tetapi di Kabupaten Pamekasan, perpustakaan pemerintah
memprogramkan pengajian kitab kuning secara khusus.
“Keberadaan kitab kuning di perpustakaan memang bukan hal
langka. Bahkan di Yogyakarta, terdapat beberapa perpustakaan yang di dalamnya
menyediakan kitab kuning. Seperti perpustakaan Kristen di Yogyakarta
menyediakan banyak kitab. Meski begitu, perpustakaan yang memprogramkan
pengajian kitab kuning tiap minggu dua kali, tampaknya sulit dijumpai selain di
Dinas Perpustakaan Kabupaten Pamekasan,” terang Sekretaris Dinas Perpustakaan
Kabupaten Pamekasan, Akhmad Zaini, selaku pelopor program pengajian kitab
kuning di instansinya.
Dalam batas tertentu, selama ini, perpustakaan milik
pemerintah cenderung sebatas melayani peminjaman buku. Nyaris tidak ada upaya
menyuburkan pendidikan agama Islam di dalamnya.
Buku-buku yang disediakan, didominasi buku-buku umum yang
kurang menyentuh akar keagamaan. Muaranya, perpustakaan milik pemerintah
terkesan mengenyampingkan pendidikan agama Islam.
Hal demikian tampak tidak terjadi di Dinas Perpustakaan
Kabupaten Pamekasan. Taman baca di Jalan Jokotole tersebut punya program khusus
yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam, yaitu pengajian kitab kuning yang
diselenggarakan dua kali dalam seminggu.
Pengelola perpustakaan mendatangkan Kiai Hafidz selaku Ketua
Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Pamekasan sebagai pemateri.
Pengajian kitab kuning tersebut dilangsungkan tiap Senin dan
Kamis pukul 11.00-12.00 WIB. Pesertanya terdiri dari pegawai perpustakaan dan
masyarakat umum.
Bahkan, para murid dari berbagai lembaga pendidikan di
Pamekasan adakalanya turut serta menjadi peserta.Terdapat tiga kitab yang
diaji, yakni Tafsir Al-Quran, Sirrul Arabiyah, dan Durusul Arabiyah.
“Kita fokus bekerja sebagai abdi negara, tapi jangan sampai
melupakan kewajiban untuk menambah ilmu dan memperluas wawasan.
Pengajian kitab kuning ini punya andil besar dalam penguatan
pengabdian dan pengembangan wawasan,” tukas Zaini. Semoga kota lainnya bisa
menyusul seperti progam diatas
Sumber: mediajatim.com