Soal Jodoh, Jadilah Orang Baik dan Pilihlah Orang yang Baik, Setuju?

Bagikandakwah – Sahabat dakwah, Jodoh adalah misteri Ilahi, semua orang tidak tau berjodoh dengan siapa kelak nantinya, Penasaran tentang siapa sih orang yang akan mendampingi hidup ini untuk selamanya. Penasaran itu wajar, karena memang jodoh itu adalah suatu hal yang sangat penting dalam hidup ini.



Namun kita sebagai manusia biasa, kita tak bisa melihat jodoh kita di masa depan. Hanya saja kita memang yang berusaha menemukannya atau pun mendapatkannya.

Diantara kita pun berbeda-beda dalam menemukannya, ada yang terasa begitu cepat ada pula yang tak begitu cepat. Hal itu memang karena kita punya jalan masing-masing yang berbeda satu sama lain.

“Jodoh memang misteri, namun kita sendirilah kunci dari misteri itu.”

Ibarat membeli sebuah berlian, kita pun harus mempersiapkan uang yang cukup banyak untuk membelinya. Hal itu berbeda saat kita ingin membeli sebuah batu, tentu uang yang kita butuhkan lebih sedikit.

Begitu juga tentang perihal pilihan yang kita inginkan untuk jadi pasangan kita. Jika kita berharap mendapatkan jodoh yang baik, tentu diri ini pun harus baik juga.

Rasanya tak mungkin jika uang seribu rupiah bisa memiliki sebuah cincin berlian. Rasanya tentu juga aneh jika kita ini yang masih saja selalu berbuat keburukan, eh malah berharap seorang pasangan yang begitu baik. Hal itu seperti halnya kita sedang menantikan keajaiban.

“Bukankah biasanya jodoh itu adalah cerminan diri, lalu kenapa kita justru sibuk mencari namun malah lupa memantaskan diri?”

Tentu kita pernah merasakan tumbuhnya perasaan cinta pada seseorang, perasaan tertarik kepada lawan jenis kita. Kita berharap bisa bersamanya dan bisa mendapatkan kasih sayangnya.

Hingga perasaan terdalam berharap semoga ia menjadi jodoh kita. Ada dari kita yang berani mengungkapkan perasaannya itu. Ada pula yang maju mundur ingin mengatakannya atau tidak.

Begitupun ada pula yang hanya berani diam saja, namun memanjatkannya dalam doa. Namun tanpa kita sadari, kita sering kali berganti-ganti jatuh hati kepada sosok yang berbeda.

Hal itu karena memang sosok yang kita temui waktu demi waktu silih berganti sosok yang datang dan pergi. Entahlah, jika dihitung-hitung ada beberapa sosok yang pernah kita cintai.

Atau mungkin sekedar menarik hati atau rasa suka. Hingga yang lebih ekstrim lagi, berapa jumlah orang yang telah kita sebutkan namanya dalam doa kita ketika kita curhat kepada Allah Tuhan kita.

Duh, jika sudah banyak nama yang kita mintakan. Lalu Allah harus menjawab doa kita yang mana? Yang pertama? Yang kedua? Atau yang terakhir?

“Engkau memang bukan yang pertama, namun engkaulah yang terakhir kuharap jadi jodohku.”

Sering kali kita mendengar kalimat yang begitu manis itu. Seperti menaruh harapan yang begitu besar, kalimat yang membuat kita terhanyut dalam bayang-bayang kebahagiaan akan cinta.

Mungkin juga kita justru yang mengucapkannya, ah tapi rasanya itu juga seperti rayuan saja jika tak dibuktikan. Semua orang bisa mengucapkan kalimat itu.

Setiap orang pasti inginkan sosok yang baik bagi dirinya. Apalagi bagi kita yang pernah memberikan hati kita kepada orang lain, namun justru disakiti dikhianati ataupun ditinggal pergi.

Hingga rasanya sepeti tak dihargai apa yang dirasakan hati ini. Tentu kita tak ingin hal seperti itu terulang lagi, dan kembali menyayat-nyayat hati ini. Kita tak ingin lagi berurusan dengan rasa kecewa karena patah hati.

Tak ingin lagi ada orang yang melukai cinta di dada, hingga banyak membuat kita meneteskan air mata. Mungkin kini kita telah sadari, kita memang tak selayaknya dengan mudah mempercayakan hati ini.

Apalagi dalam hubungan yang ikatannya tak pasti. Mungkin hanya manisnya janji-janji yang kita dengar setiap hari. Lalu apakah semuanya telah telat untuk memperbaiki diri?.

“Bukankah semua orang masih punya kesempatan untuk berubah? Ya setelah kita mau berubah, biarlah Allah yang memberikan jawaban-Nya dengan mengirimkan sosok pilihan-Nya untuk kita.”

Jadilah orang yang baik, lalu kita boleh memilih orang yang baik pula. Percuma kan jika kita sudah berusaha menjadi sosok yang baik, namun malah kita dengan mudahnya mau dirayu oleh orang yang notabene dikatakan tak baik.

Memang sih kita tak bisa menilai hati orang lain, namun setidaknya dari cara ia berperilaku selama ini itu tentu bisa kita lihat atau bisa kita cari tahu. Jika saat ini kita telah menaruh hati pada orang lain, orang yang telah kita anggap baik.

Kita pun sekarang harus menjadi orang baik pula. Namun, mungkin kita sekarang hanya bisa berdoa sambil memantaskan diri. Berharap sosok yang baik itu akan jadi jodoh kita.

Walau kita tahu, entah dia akan jadi jodoh kita atau jadi jodoh orang lain. Namun selayaknya kita harus percaya, bahwa doa yang selalu kita panjatkan dan usaha pemantasan diri yang kita lakukan.

Hal itu seperti kita sedang menyusun sebuah tangga, satu tingkat demi satu tingkat untuk menyambut sebuah piala yang akan diberikan oleh Allah untuk kita di puncak tangga tertinggi.

Entah piala itu adalah dia yang kita harapkan selama ini atau tidak, niscaya Allah akan memberikan piala yang sebanding bahkan mungkin lebih baik darinya.

Jika kita benar-benar mencintai seseorang dan mengharapkannya, tentu bukan hal terbaik dengan selalu merayunya atau berdekat-dekatan dengannya. Jika kita ingin dapatkan jodoh yang baik, dan yang baik itu adalah dirinya. Mungkin dengan tersenyum kita bisa katakan padanya.

Sahabat dakwah “Hai engkau yang sedang menanti jodoh, jadilah orang yang baik ya. Jangan lupa, pilihlah orang yang baik pula.”


Sumber: hipwee.com
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Soal Jodoh, Jadilah Orang Baik dan Pilihlah Orang yang Baik, Setuju?