Bagikandakwah - Beda Dengan Indonesia, di Eropa Susu Formula
Tidak Laku dan Ibu Disana Lebih Memilih ASI. Jadi inget, dulu pernah bikin
riset tentang susu formula merek X, buatan Eropa di pertengahan tahun 2008.
Interviewnya sama dokter-dokter anak di Indonesia, pas banget ketika saya
sedang hamil.
Ketika saya ikut serta dalam riset ini, saya belum kebayang
sama sekali bakal kasih ASI sampai 22bulan, dan kasih homemade food ke Alika;
anak saya, dan gak memberikan susu formula sama sekali.
Boro-boro kebayang pumping ASI dan bawa-bawa pompa dan
segambreng peralatan perang ASI lainnya, wong dulu tuh mikirnya pasti soal
“merek susu apa ya yg bagus?” atau nanya ke orang-orang: “Merek susu apa ya
yang bagus?”.
Sampai suatu hari Saya dapat kesempatan untuk bantu di
project riset tentang susu formula merek ini. Fyi: ini adalah salah satu merek
susu buatan Eropa yang terkenal di Indonesia.
Dan sebelum fieldwork dimulai, saya seperti biasa melakukan
brainstorming meeting bersama orang brand (Orang Swiss) dan orang R&D yg
menjadi salah satu peracik formula susunya (Dokter asal New Zealand).
Dari hasil brainstorming meeting ternyata diketahui bahwa
alasan mereka membuat study pemasaran di Indonesia karena pangsa pasar susu
formula di Indonesia itu sangat besar, termasuk dalam 5 besar di dunia.
Sementara, di Eropa sendiri para produsen susu formula sangat susah buat jualan
produk susu formula, karena pemerintahnya sangat galak dan sangat ketat dalam
mengatur penjualan susu formula.
Hal ini berbeda dengan pemerintah Indonesia yang belum galak
dan masih “Pro” Susu formula. Belum lagi ditambah dengan adanya stigma dari
orang Eropa mengenai susu formula yang dianggap “rubbish product” (produk
sampah).
Karena terlalu banyaknya process dalam pembuatannya: dari
cair ke bubuk dan terlalu banyak bahan kimia yang dibutuhkan dalam proses
pengubahan bentuknya dan terlalu banyak fortifikasi yang artinya terlalu banyak
bahan kimia di dalamnya. Makanya produk X ini mau meningkatkan penjualannya di
Indonesia, karena memang lebih mudah dan lebih gampang
Ketika Saya mendengar cerita itu di meeting itu, Saya
sebenarnya sudah agak shock dengan keterangan mereka, karena pemahaman saya
mengenai susu formula “yang sangat sehat” ternyata salah.
Namun memang, meski sudah mendengar penjelasan orang Brand
dan R&D tersebut, penjelasan tersebut masih belum begitu bisa membuat hati
saya tergerak untuk memberikan ASI pada calon Bayi Saya. Saya bahkan masih
terpikir untuk tetap kasih formula…. Mungkin campur laah 50% ASI : 50% formula.
Kan saya kerja..?? *alesan*
Setelah selesai brainstorming meeting, saya iseng bertanya
pada orang R&D yg meracik susu formula merek ini, karena beliau adalah Ibu
dari 1 anak, dan anaknya berusia 3thn. Tujuannya seperti biasa, karena saya
ingin cari referensi mengenai merek susu formula, soalnya dia kan dokter dan
R&D susu formula. Jadi pastinya referensinya OK
Jadi langsung saja Saya tanya ke beliau, “Kalau Anda dulu
kasih susu formula merek apa?” (dengan keyakinan, pasti dia akan bilang merek
yang dia racik).
Ternyata saya mendengar jawaban diluar harapan saya, karena
dia bilang:”Saya tidak kasih susu formula sama sekali” *Saya bengong*.
Lalu saya tanya lagi: “Terus dikasih apa? Susu UHT?”
Dijawab sama beliau: “Tidak, saya baru kasih UHT ketika umur
2 tahun” *dan saya makin bingung dan shock*
Saya tanya lagi: “Terus dari 0 – 2 tahun anak Anda dikasih
apa?”
Dia jawab sambil tersenyum: “Saya kasih ASI, karena susu
formula itu nutrisinya itu tidak sebanding dengan ASI.”
Agak shock denger jawaban dari si ibu R&d itu. Apalagi
pas denger dia bilang lagi:”Saya menyusui smp anak saya umur 24bln, setelah itu
langsung saya kasih UHT. No formula at all!” *Dan saya pun menganga*
Saya tanya lagi” seriously?”
Dia jawab lagi: “Yup. Very serious”. Dan semua orang
mendorong saya untuk memberikan ASI. Jadi masa menyusui Saya menjadi lebih
mudah”
Tetapi tetep aja… Meski sudah denger pengakuan si R&D
itu… Saya masih agak tidak percaya dengan pengakuan dia, sampai pada akhirnya
saya menginterview 5 dokter anak di Indonesia: 3 yang Pro ASI, dan 2 Yang Tidak
Pro ASI.
Hasilnya? Semua dokter anak yg diinterview itu mengakui hal
yg sama: ASI is the best dan paling cocok dengan metabolisme bayi. Dan susu
formula cuma bisa diserap 0,sekian persen oleh tubuh bayi.
Bahkan 2 dari 3 dokter yg pro ASI kasih urutan gimana nutrisi
diserap bayi dari bayi msh dlm kandungan sampai dia 2 thn:
ketika bayi di kandungan: bayi akan menyerap semua nutrisi
dari sari makanan (bukan susu ya) yg dikonsumsi ibunya. Dan nutrisi yang
dibutuhkan oleh si Bayi ketika dalam kandungan itu cuma sedikit, gak perlu
jumlah yang banyak, karena si janin itu kan juga ukurannya masih sangat kecil
jika dibandingkan kebutuhan manusia biasa.
Jadi even Susu hamil juga tidak perlu, karena kebutuhan
kalcium/folat/AA/DHA/Kolin itu bisa didapat dari makanan yang dikonsumsi oleh
si Ibu. Jadi, asal Ibu makan makanan yang sehat (sayur, ikan, telur, daging,
buah) secukupnya, pasti kebutuhan nutrisi sang janin dan sang Ibu akan
terpenuhi.
Dan dokter kandungan biasanya sudah kasih vitamin dan
supplement yang menunjang nutrisi sang janin. Jadi minum susu hamil sebenarnya
malah bisa membuat Ibu obesitas karena kelebihan kalori (bukan nutrisi).
1.
Ketika Bayi Umur 0-6 Bulan
Bayi cuma bisa menyerap ASI, karena ASI sangat sesuai dengan
pencernaan bayi yang masih sangat rentan dan sangat sensitif, karena kandungan
ASI yang sangat spesifik.
Dan AA, DHA, AA, dsb yang di dalam ASI-lah yang cuma bisa
diserap sempurna oleh otak Bayi . Sementara kandungan dalam susu formula secara
umum cuma bisa diserap bayi 5-10%kl gak salah (lupa euy, udah lama bgt soalnya
risetnya) CMIIW.
2
Ketika Bayi Usia 6-12 Bulan
Bayi menyerap 70%ASI, dan 30%nya adalah sari makanan. Oleh
karena dari itu, buat Ibu-ibu yang anak-anaknya usia 6-12bulan, sebenarnya di
masa ini tidak perlu terlalu khawatir kalau anaknya ketika di usia ini masih
susah makan.
Karena di masa ini sebenarnya adalah masa untuk mulai
mengajarkan anak dan mengenalkan anak makanan padat, bukan untuk memenuhi
kebutuhan total nutrisi harian anak. Sementara susu formula? Cuma bisa diserap
sekitar 15-20% (CMIIW).
3
Ketika Bayi Usia 12-18 Bulan
Bayi bisa menyerap ASI 50% dan sari makanan 50%
4
Ketika Bayi Usia 18-24 Bulan
Bayi menyerap ASI sebesar 30% dan sari makanan 70%, dan
disini peran ASI lebih pada daya tahan/body immunity, karena di usia ini bayi
sangat rentan terkena virus/bakteri karena sudah mulai lebih banyak memakan
makanan padat dan mulai mengalami fase oral alias mulai memasukkan semua barang
ke mulut
Dan AA, DHA, Kolin, Prebiotik yang dibutuhkan Bayi di
rentang usia ini hanya bisa diserap sempurna 100% kalau sumbernya dari sari
makanan yang dimakan oleh bayi dan dari ASI (dari sari makanan yang dikonsumsi
Ibu yang menyusui).
5.
Ketika Anak Berusia 2 Thun ke Atas
sebenarnya susu formula sudah tidak bisa diserap lagi karena
memang sudah tidak ada perannya dalam pertumbuhan anak, sementara ASI msh bisa
diserap untuk kepentingan daya tahan tubuh/body immunity.
Oleh karena itu, bayi yang mengkonsumsi susu formula
biasanya akan sangat jauh lebih gemuk, karena memang kandungannya tidak
terpakai dan tidak terserap dengan sempurna, sehingga berubah bentuk jadi
lemak, sementara ASI terserap sempurna oleh tiap elemen dalam tubuh bayi,
terutama oleh otak si Bayi
Oleh karena itu juga, menurut pengakuan 2 dokter yang tidak
Pro ASI, mereka biasanya kalau menyarankan susu formula pasti selalu dengan
alasan: “Biar anak Ibu lebih gemuk/tidak kekurangan berat badan” (itu pengakuan
para dokter itu loh.. :p)
Dan… DHA, AA, Kolin, Spengomiolyn yg ada di susu formula
sampai sekarang belum diketahui manfaatnya..atau bahkan efek sampingnya!! (Dan
menurut orang brand dan orang R&D brand X ini, WHO juga sudah menyatakan
hal yang sama soal ini).
Kenapa dikatakan belum ketahuan manfaat dan efek sampingnya?
Karena bayi-bayi yang mengkonsumsi susu dengan kandungan AA, DHA, Kolin, dsb
ini rata2 lahir dr th 2000 ke atas, tahun-tahun di mana kandungan-kandungan
ini mulai diperkenalkan oleh para produsen susu formula.
Dan bayi-bayi yg mengkonsumsi AA, DHA, LA dsb yang ada dalam
susu formula ini BELUM ADA yang menjadi ibu, sehingga belum tahu efek jangka
panjang dan efek domino yang dihasilkan oleh kandungan-kandungan itu.
Dan pengakuan yang paling menakutkan buat saya sebenarnya
adalah ketika orang brand dan R&D dari brand susu formula X ini
menceritakan kalau semua kandungan itu tidak ada yang pernah diuji cobakan ke
bayi manusia sebelumnya!!! (Scary huh?!!)
Akhirnya, sejak saya tahu info-info soal itu, mata saya jadi
terbuka sangat-sangat lebar…. Dan sejak saat itu juga saya langsung mengubah
niat saya untuk kasih ASIX, karena Saya pikir “Yang membuat racikan susu
formula saja kasih ASI, masa Saya engga?”
Demikian sharing pengalaman Saya. Mohon maaf ya kalau ada
yang tidak berkenan atau salah-salah info. Maklum, risetnya dibuat tahun 2008
pertengahan
Semoga bermanfaat dan menginspirasi
Sumber: opini.id