Bagikandakwah – Sahabat dakwah, Istri mana sih yang tidak
mau mempunyai suami yang jujur. Pastinya setiap istri ingin sekali jika
suaminya bisa jujur dan terbuka tentang apapun yang dialaminya, baik itu
peristiwa yang meyenangkan ataupun tidak menyenangkan.
Bila suami bisa bercerita tanpa beban, istri akan merasa
lebih plong. Karena, sejatinya sepasang suami-istri seperti sahabat karib yang
bisa saling berbagi. Tidak ada yang ditutupi, semuanya harus saling mengetahui.
Memang untuk bersikap jujur itu sangatlah tidak mudah. Istri
juga harus bersiap untuk hal yang terpahit sekalipun untuk menghadapi kejujuran
suami.
Pepatah bilang, “Lebih baik jujur demi kebaikan dikemudian
hari dan selamanya, daripada berbohong tetapi mengecewakan dan melukai hati.”
Sama halnya dalam hubungan suami-istri. Dalam suatu kasus,
istri berharap agar suami bisa memberikan jawaban atau komentar yang jujur
dengan konsekuensi istri siap menerima jawaban yang diberikan suami. Tidak ada
kesal, tidak ada sakit hati.
Berikut ini adalah doa-doa agar suami bisa menjadi orang
jujur, menjadi orang yang bertanggung jawab dunia dan akhirat, hingga menjadi
orang yang husnul khatimah di akhir hayatnya:
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آَمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآَمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ (193) رَبَّنَا وَآَتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ (194)
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya
kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu) ‘Berimanlah kamu
kepada Tuhanmu’, maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami
dan hapuslah kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang
yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau
janjikan kepada kami dengan perantara para rasul-Mu dan janganlah Engkau
hinakan kami dihari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (QS.
Ali Imran) [3]: 193-194)
Keterangan:
Doa ini sangat baik dibaca pada setiap kesempatan, tapi
lebih utama pada waktu tengah malam (sepertiga malam) sampai menjelang subuh.
Karena, ayat ini pula yang dibaca Nabi Saw. ketika bangun
dari tidur sambil memandang langit. Demikian penjelasan Imam Bukhari dari Ibnu
Abbas. Semoga bermanfaat
Sumber: tribunislam.com