Jodoh Tidak Perlu Dicari, yang Terpenting Kamu Memantaskan Diri

Bagikandakwah – Sahabat dakwah, Jodoh atau soulmate adalah konsep absurd yang sering membuat orang galau. Apalagi, dalam masyarakat kita jodoh dan pernikahan seakan menentukan keberhasilan seseorang. Saat sudah mencapai umur yang dianggap siap untuk menikah, tidak jarang engkau dihampiri pertanyaan, “Mana calonnya?” dan “Kapan nikah?”


Dampaknya, banyak dari kita yang panik mencari saat merasa belum juga menemukan soulmate. Mulai dari minta dikenalkan teman, pasrah dijodohkan oleh orang tua, hingga ikut kontak jodoh di internet.

Memang benar ya jodoh dan soulmate harus dicari? Tidak adakah cara lain untuk mendapatkannya? Hmm…memantaskan diri, misalnya?

Terus Fokus Mencari Soulmate Justru Akan Membuat Kita Lebih Rentan Tersakiti

Soulmate atau belahan jiwa jadi hal yang ingin didapatkan oleh hampir semua orang. Memang kedengarannya menyenangkan sih, saat engkau punya seseorang yang memahami dan selalu ada di sisimu.

Demi mendapatkan soulmate-nya tidak jarang orang akan rela mengorbankan banyak hal. Tapi pernahkah kita bertanya mengenai validitas konsep ini? Apakah benar ada individu lain yang akan benar-benar memahami kita sampai ke titik terdalam?

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Experimental Psychology justru menunjukkan bahwa konsep soulmate sebenarnya hanya ilusi. Mempercayai konsep ini akan membuat seseorang tidak bisa menjalani hubungan romantis yang sedang dijalaninya dengan maksimal.

“Saat seseorang mempercayai bahwa pasangannya adalah pasangan jiwa dan mereka “tertakdirkan”, biasanya pasangan ini akan lebih tidak bahagia. Mereka juga akan menghadapi risiko lebih besar untuk berpisah.”

Ketika kita mempercayai konsep soulmate, kita akan rentan menganggap pasangan yang sedang bersama kita sebagai orang paling sempurna bagi kita.

Dalam hubungan yang dianggap sudah “tertakdirkan”, akan tercipta pemahaman bahwa hubungan tersebut harus bebas dari konflik. Padahal, konflik adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah hubungan.

Dampaknya, setelah masa “bulan madu” lewat dan konflik mulai bermunculan, pasangan yang merasa sudah menemukan belahan jiwanya tersebut akan terkejut saat melihat ketidaksempurnaan pasangan.

“Ketika kenyataan dalam hubungan menunjukkan sebaliknya, maka pasangan jenis ini akan lebih tersakiti.”

Jika Diam Saja, Apakah Jodoh Akan Datang Sendiri?

Lalu bagaimana dong agar kita bisa menemukan pendamping? Haruskah kita hanya duduk di rumah, diam dan berdoa sembari menunggu jodoh datang? Tentu tidak, dong. Sebenarnya proses menemukan jodoh itu tidak jauh berbeda dari pendakian gunung.

Demi mencapai puncak, engkau harus terus melangkahkan kaki. Akan ada berbagai jalan menanjak dan ranting besar yang harus dilewati. Engkau bisa memilih berhenti dan membalikkan badan untuk kembali atau terus memaksakan diri agar tetap melangkahkan kaki. Jika engkau memilih untuk terus berjalan, pelan-pelan puncak pasti terlihat di hadapan.

Hanya saja, ada cara lain yang lebih elegan dari sekedar mencari jodoh. Engkau tidak perlu heboh seperti anak ayam kehilangan induk hanya demi menemukan orang yang bisa mengisi hati. Nama cara ini adalah: memantaskan diri.



Inilah Alasan Kenapa Lebih Baik Engkau Fokus Memantaskan Diri:

1. Terkadang Jodoh Belum Datang karena Kita Belum Selesai dengan Diri Sendiri
Engkau tidak jelek, pemikiran dan pengetahuanmu pun luas. Tapi hingga hari ini belum ada orang yang datang dan mengisi hati. Jika hal ini terjadi padamu, engkau perlu bertanya pada dirimu:

“Apakah aku benar-benar sudah selesai dengan diri sendiri?”

Terkadang kondisi pribadimulah yang menjadi halangan bagi orang-orang yang tepat untuk datang. Barangkali engkau belum lulus kuliah, atau masih ingin bertualang mencari pekerjaan yang paling tepat untukmu. Semua keinginan pribadi itu akan tercermin dalam perilaku dan kesiapanmu.

Daripada sibuk mencari, kenapa tidak berusaha menuntaskan keinginan dan impian pribadi terlebih dahulu? Selesaikanlah semua ambisi dan egoisme personalmu. Setelah urusan dengan dirimu sendiri benar-benar tuntas barulah engkau akan mampu menciptakan ruang untuk orang lain.

2. Meningkatkan Kualitas Diri Akan Membuatmu Lebih Menarik dan Merasa Siap

Pernah gak engkau merasa tidak memiliki apapun untuk dibanggakan? Engkau tidak punya pencapaian, tidak ada gairah besar dalam dirimu yang benar-benar membuatmu merasahidup. Saat engkau sedang berada dalam titik ini biasanya kepercayaan dirimu pun akan sedikit luntur.

Seseorang yang tahu benar apa yang ingin dikejarnya akan terlihat lebih menarik di mata orang lain. Ia yang fokus mengejar impiannya sudah mengerti apa yang harus dilakukan, orang macam apa yang layak mendampingi serta hubungan romantis macam apa yang harus dihindari.

Pribadi dengan visi yang jelas tentu tampak lebih menjanjikan dibanding orang yang masih belum tahu akan membawa hidupnya ke arah mana. Tidak hanya membuatmu lebih menarik di mata orang lain, fokus menambah kualitas diri juga akan membuatmu merasa lebih siap.

Engkau sudah tahu akan mengarahkan kemudi hidupmu, kini saatnya ada orang yang mendampingimu.

3. Saat Engkau Sudah Berada di Jalur yang Tepat, Mereka yang Datang Juga Akan Lebih Tepat

Engkau sudah yakin sepenuh hati akan mengambil pendidikan Master di Jurusan Jurnalistik dengan spesifikasi Penulisan Kreatif. Untuk sementara waktu engkau melupakan urusan hati dan fokus pada pendidikanmu. Waktumu benar-benar engkau manfaatkan untuk belajar dan mengejar passion-mu.

Dengan perjuangan yang tidak ringan, kini hidupmu sudah berada di jalur yang selama ini engkau idamkan. Engkau sudah diterima di universitas dan jurusan idaman. Tidak hanya itu, ditengah kesibukan kuliah engkau juga bekerja di media lokal. Tulisanmu mulai muncul dan dibaca orang.

Selalu ada hal baik bagi orang-orang yang melakukan hal baik. Engkau yang sudah berusaha membawa hidup kearah yang lebih sesuai panggilan hati juga akan didatangi oleh mereka yang layak mendampingi. Tidak akan ada lagi orang-orang random yang mendekatimu.

Mereka yang datang di saat arah hidupmu sudah terang kemungkinan besar adalah orang yang juga punya arah hidup yang sama denganmu. Atau paling tidak, bersama dia engkau bisa berjalan beriringan mencapai impian.

4. Datang di Saat Engkau Sudah Siap Akan Membuatmu Lebih Terhormat

Buat para laki-laki yang galau karena masih belum punya pacar, ada baiknya engkau mengubah pola pikir. Daripada merana sepanjang hari karena merasa sepi, kenapa tidak engkau manfaatkan waktumu untuk memperbaiki diri? Di luar sana masih banyak kegiatan yang lebih bermanfaat dari sekedar pacaran, kok.

Datang ketika engkau sudah benar-benar siap akan membuatmu jadi pribadi terhormat yang memang layak diperhitungkan. Engkau tidak perlu membuang waktu mengejar gadis yang jual mahal terus itu. Tidak usah pula engkau habiskan rayuanmu untuk menjadikannya pacarmu.

Sumpah deh — lebih baik engkau ikut Muay Thai kek, gabung klub menulis, atau ikut komunitas film dokumenter. Gunakan waktu yang engkau miliki untuk menambah pengetahuan dan pengalaman.

Ketika kelak engkau mendatangi gadis yang engkau sukai dengan perbekalan yang sudah lengkap, engkau tidak akan lagi dipandang sebelah mata. Dengan fokus memantaskan diri engkau juga akan merasa tidak harus bertaruh banyak saat kelak mendatangi dia yang membuatmu tertarik.

Toh engkau datang dengan kualitas yang oke, kalau ditolak ya dia yang rugi!

5. Meminta Pasangan Menerimamu Apa Adanya adalah Hal yang Egois

Engkau pasti tahu kan lirik Lagu Tulus yang ini?:

Jangan cintai aku apa adanya ooooh jangan. Tuntutlah sesuatu, biar kita jalan kedepan.

Kalau belum tahu, silahkan cari albumnya. Murah kok, jangan download bajakan ya!.

Menjadi orang yang tidak mau meningkatkan kualitas diri adalah bentuk egoisme terhadap calon pasangan. Engkau ingin pasangan yang sempurna, sementara engkau sendiri tidak mau melakukan apapun untuk mencapainya. Ketika kelak akhirnya (engkau beruntung) pasanganmu yang “wow” itu datang, apa dia nggak kecewa lihat engkau yang nggak ada apa-apanya ini?

Punya keinginan kuat untuk terus memperbaiki diri juga jadi modal awal bagi langgengnya hubungan. Seseorang yang mau terus meningkatkan kualitasnya akan lebih mudah belajar beradaptasi dengan pasangannya kelak.

6. Bukankah Pada Akhirnya Jodoh adalah Cerminan Diri?
Lihat deh ayah-ibu kita atau pasangan suami istri di sekelilingmu. Jika engkau mengamati dengan seksama, biasanya mereka adalah 2 pribadi yang mirip dalam pandangan hidup tapi punya sifat yang saling melengkapi. Begitu pula yang kemungkinan besar akan terjadi padamu.

Jodohmu adalah cerminan dirimu sendiri. Mereka yang datang tidak akan jauh-jauh dari upayamu memperbaiki diri selama ini. Kalau engkau mau dapat pasangan yang pintar masak, engkau harus fair dong! Langkahkan juga kakimu ke dapur dan belajarlah memasak.

Kalau engkau mau dapat pasangan yang cerdas dan gemar membaca, ya masa engkau mau cuma duduk diam sambil ongkang-ongkang kaki? Perbanyak juga referensimu soal bahan bacaan, agar kalian bisa hangat berbincang.

Dia yang “tertakdirkan” untukmu tidak akan jauh dari upayamu mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik. Tuhan tidak pernah main-main dengan janjinya.

Sahabat dakwah Gimana? Masih mau galau dan heboh berusaha cari pacar, atau mau mulai memantaskan diri aja nih mulai sekarang?


Sumber: hipwee.com
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Jodoh Tidak Perlu Dicari, yang Terpenting Kamu Memantaskan Diri